
Jumat, 29 Mei 2020
Dalam rangka sosialisasi dan mengimplementasikan Budaya Kerja & Pola pikir untuk mengoptimalkan layanan publik, Loka Rehabilitasi BNN Batam bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi Kepulauan Riau menggelar Pelatihan Budaya Kerja BNN dan Pola Pikir pada hari Jumat, 29 Mei 2020.
Adapun bertindak senagai fasilitator yakni Bapak Salman, SP yang Merupakan Kasubbag Sarana & Prasarana BNN Provinsi Kepulauan Riau, kegiatan yang kembali dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19 ini diselenggarakan dengan teteap menerapkan physical distancing (menjaga jarak dan menggunakan masker) serta protokol kesehatan ketat lainnya.
Pelatihan dibagi menjadi 3 kelas dengan jumlah 20 peserta di kelas pertama dan 20 peserta di kelas kedua serta 53 peserta di kelas ketiga dengan menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting. Para peserta yakni seluruh pegawai Loka Rehabilitasi BNN Batam tampak antusias saat mengikuti kegiatan ini, terbukti dengan cukup banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan kepada fasilitator, baik yang hadir langsung di Aula maupun melalui daring via Aplikasi Zoom. Pelatihan ini sediri membahas secara mendalam tentang pelaksanaan reformasi birokrasi Badan Narkotika Nasional terutama hubungannya dalam menerapkan nilai-nilai organisasi yang akan menjadi dasar dalam mengembangkan budaya kerja.
Badan Narkotika Nasional mempunyai 5 (lima) nilai-nilai organisasi yang disingkat BNN RI, yaitu :
1. Berani
Berani diartikan sebagai memiliki hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam mengambil tindakan yang benar, serta mampu menaklukkan rasa takut. Berani pada dasarnya adalah tingkah laku positif individu yang seringkali dikaitkan dengan sebuah keadaan dan keputusan dan dipengaruhi oleh visi, aksi dan semangat. Adanya keberanian mudah bagi aparatur negara mencapai visi sebuah organisasi. Aparatur negara harus mampu memiliki sikap berani, dikarenakan seringkali dihadapkan dengan keadaaan dan pengambilan keputusan bagi masyarakatnya, untuk itu sikap dalam menghadapi hambatan dalam pelayanan harus dilakukan dengan sikap mantap dan dilandaskan pada keyakinan akan suatu hal yang dianggap benar sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu konsep yang menunjukan pemahaman dan kecintaan pada Bangsa dan Negara Indonesia. Nasionalisme menjadi penggerak dalam sebuah organisasi untuk menjalankan tujuannya dengan landasan rasa cinta akan tanah air, jadi apapun yang dilakukan untuk kepentingan dan keuntungan Bangsa dan Negara. Nasionalisme memiliki kaitan erat dengan rasa memiliki, sehingga apa yang dilakukan oleh aparatur negara didasari oleh rasa kemauan untuk membangun untuk sebuah kemajuan, ketika organisasi dirasa tidak baik atau menyimpang
dari visi misi maka aparatur negara merasa harus membenahi.
3. Netral
Netral dimaknai dengan memiliki sikap kesatuan utuh dan berintegritas yang tidak memihak sehingga menunjukkan kewibawaan kelembagaan. Sikap netral penting dimiliki untuk mewujudkan organisasi yang profesional, sehingga dalam bersikap Aparatur negara tidak memihak pada siapapun yang dibuktikan dengan menyusun laporan pelaksanaan kebijakan nasional yang akan diserahkan kepada Presiden. Netral terdiri dari unsur-unsur jujur, tidak memihak pada suku, agama, ras dan kelompok tertentu, serta tidak memihak pada bentuk pengaruh kepentingan manapun.
4. Responsif
Responsif dalam pelayanan, pelayanan diartikan sebagai kinerja sehingga Aparatur negara dalam melakukan tugas fungsinya bersikap cepat dan tanggap dalam memberikan respon terhadap pekerjaan yang sedang diemban. Aparatur yang memiliki sikap responsif akan memiliki visi dalam mencari solusi atas suatu keadaan yang sedang dihadapi. Responsif menjadi penting dikarenakan akan mempengaruhi masa depan organisasi apabila menghadapi bahaya. Sikap Responsif dilakukan dengan mengkoordinasikan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaan gelap narkotika dan prekursor narkotika, sesuai dengan misi yang dimiliki oleh Badan Narkotika Nasional.
5. Inovatif
Inovatif adalah mampu memperkenalkan sesuatu yang baru dalam menyelesaikan pekerjaan yang diemban. Perubahan dinamis dalam birokrasi sejalan dengan perubahan yang menyeluruh diseluruh aspek kehidupan ini menuntut Aparatur Negara harus memiliki pemikiran yang inovatif. Adapun indikator dari Inovatif antara lain mampu menangkap perubahan, tanggap terhadap halhal baru, dan dapat mengungkapkan ide yang mampu membawa perubahan kearah yang lebih positif bagi organisasi. Sikap Inovatif dapat tertuang dalam kegiatan menyusun kebijakan yang berkaitan dengan P4GN sesuai dengan misi yang BNN miliki dan mampu melaksanakan operasional P4GN sesuai bidang tugas dan kewenangannya sesuai dengan misi yang dimiliki BNN.
Budaya kerja pada hakekatnya merupakan pondasi bagi suatu organisasi. Jika pondasi yang dibuat tidak kokoh, maka betapa bagusnya suatu bangunan, ia tidak akan cukup kokoh untuk menopangnya. Ada beberapa pendapat yang mengatakan bagaimana seharusnya budaya itu dibentuk, dari berbagai pendapat tersebut tidak bisa dipungkiri adalah peran pimpinan. Pemimpin organisasi memiliki potensi paling besar untuk menanamkan dan memperkuat nilai-nilai organisasi dalam budaya kerja.
Dalam memelihara komitmen organisasi, peran seorang pemimpin sangat dibutuhkan, dan kepemimpinan yang efektif menjadi syarat utama. Pemimpin yang efektif menjadi syarat utama. Pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu dalam kepemimpinannya terlebih dahulu harus memahami siapa bawahan yang dipimpinnya, mengerti kekuatan dan kelemahan bawahannya, dan mengerti bagaimana cara memanfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi kelemahan yang mereka miliki.
Dengan dilaksanakannya pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman para pegawai di lingkungan Loka Rehabilitasi BNN Batam terhadap nilai-nilai organisasi dalam kaitannya dengan budaya kerja dan pola pikir, serta meningkat pula semangat melayani masyarakat dengan spirit pelayanan prima yang anti KKN (Korupsi, Kolusi & Nepotisme).